Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan selain menyusup dengan seragam SMA, mereka juga memprovokasi serta membakar ruko-ruko.
"Hasil investigasi Polda dan Polres setempat, dalang kerusuhan Wamena diduga kelompok KNPB. Fakta tersebut diketemukan, KNPB melakukan penyusupan dengan menggunakan seragam SMA, memprovokasi massa dengan tindakan anarkis membakar ruko dan kantor pemerintahan," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9).
Dedi mengatakan dalam pengamanan kerusuhan tersebut TNI-Polri tidak dibekali senjata tajam. Mereka juga melakukan pendekatan persuasif.
Diketahui korban tewas di Wamena berjumlah 22 orang. Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya dikatakan sebanyak 17 orang.
Unjuk rasa berujung rusuh itu diduga karena dipicu perkataan rasialisme. Aksi itu sempat melumpuhkan aktivitas masyarakat di Wamena. Massa dilaporkan membakar dan merusak sejumlah fasilitas milik pemerintah dan swasta, termasuk kendaraan bermotor.
Jadi bahan tertawaan warga Papua Terpisah, Juru bicara internasional KNPB Victor Yeimo mengaku heran dengan tudingan polisi tersebut. Menurutnya, apa yang dituduhkan polisi tak lebih hanya akan jadi bahan tertawaan rakyat Papua.
"Kami minta polisi cari hasil investigasi dan alasan yang lebih profesional. Ini tak lebih dari cara aparat mengkriminalisasi para aktivis KNPB," kata Victor kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/9).
![]() |
"Penyusupan yang dilakukan oleh milisi dan aparat," kata Victor, sembari menyinggung konflik di Wamena merupakan bagian dari skenario pembangunan Korem dan Mako Brimob di Wamena.
"Ya, dua hari sebelum kejadian itu, warga mendengar akan ada pembangunan markas militer di Wamena," ujar Victor.
Sementara itu, Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda menanggapi kabar 22 korban tewas. Dia menyatakan kejadian ini memperlihatkan krisis di Papua semakin memburuk.
"Situasi di Papua Barat semakin hari kian memburuk. Situasi ini bisa mengarah seperti di Timor Timur," tulis Benny Wenda melalui pernyataannya yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (24/9).
"Sampai kapan dunia harus melihat warga Papua dibantai seperti hewan sebelum mereka turun tangan? Rasanya sudah cukup selama 57 tahun ini," ujar Benny.
[Gambas:Video CNN] (gst/ain)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAxOTA5MjQxMzE0MzQtMTItNDMzMzU5L3BvbHJpLWtucGItbWVueWFtYXItamFkaS1hbmFrLXNtYS1wcm92b2thc2ktZGFuLWJha2FyLXJ1a2_SAQA?oc=5
2019-09-24 06:58:10Z
CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAxOTA5MjQxMzE0MzQtMTItNDMzMzU5L3BvbHJpLWtucGItbWVueWFtYXItamFkaS1hbmFrLXNtYS1wcm92b2thc2ktZGFuLWJha2FyLXJ1a2_SAQA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polri: KNPB Menyamar Jadi Anak SMA, Provokasi dan Bakar Ruko - CNN Indonesia"
Post a Comment