
"Kami mengutuk serangan terhadap pangkalan militer Irak ini yang menampung Koalisi - termasuk pasukan Inggris," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab sebagaimana dikutip AFP, Rabu (8/1/2020).
Inggris pun mengatakan keprihatinannya pada kejadian ini. "Kami prihatin dengan laporan korban dan penggunaan rudal balistik," katanya lagi.
Sebelumnya, Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pimpinan AS di Irak. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pemakaman pemimpin militer Iran Qasem Soleimani yang tewas akibat pembunuhan dalam serangan drone AS.
Menurut militer AS, Teheran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik dari wilayah Iran terhadap setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS.
Garda Revolusi Iran membenarkan bahwa mereka menembakkan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassem Soleimani minggu lalu.
"Kami sedang melakukan penilaian beban kerusakan pertempuran awal," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pangkalan yang ditargetkan adalah pangkalan udara al-Asad dan pangkalan lainnya di Erbil, Irak, seperti dilansir dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump telah diberi pengarahan tentang laporan serangan itu dan sedang memantau situasinya. Hal ini ditegaskan Juru Bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.
"Kami mengetahui laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak. Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya," kata Grisham dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada Selasa, seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Teheran sedang mempertimbangkan beberapa skenario untuk membalas kematian Soleimani.
(sef/sef)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMDAxMDgxNDQ3NTItNC0xMjg1Nzgva29hbGlzaS1hcy1wYW5hcy1pbmdncmlzLWt1dHVrLXNlcmFuZ2FuLWJhbGFzYW4taXJhbtIBAA?oc=5
2020-01-08 07:54:46Z
52781979900115
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Koalisi AS Panas, Inggris Kutuk Serangan Balasan Iran - CNBC Indonesia"
Post a Comment